Takut (Cerpen)
“Take
care yaa..” Gadis itu hanya bisa tersenyum saat Alvin mengelus lembut kepalanya.
Rasanya baru kemarin dia sampai dan Ify menjemputnya di tempat ini. Dan
sekarang Alvin akan kembali pulang ke kotanya.
“Kok
senyumnya maksa sih?” tangan jahilnya sengaja mencubit hidung bangir milik
kekasihnya itu. Tentu saja itu membuat Ify meringis.
“Apaan
sih?” jawabnya tak terima dengan kelakuan Alvin. “Siapa sih yang seneng
pacarnya pulang.” Tambahnya. Memang itu yang membuat Ify tak ikhlas tersenyum
pada Alvin tadi.
Ify dan Alvin
memang pacaran. Sejak Ify kelas sepuluh dan sekarang Ify sudah semester tujuh
menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negeri di Jogja. Usia mereka
memang hanya terpaut dua tahun dan Alvin kini sudah mulai merintis karirnya sambil
mengejar gelar S2.
Mau tak
mau, ucapan Ify tadi membuat Alvin sedikit merasa tak enak. Intensitas
pertemuannya dengan Ify memang tak sesering orang pacaran pada umumnya. Mungkin
hanya setahun tiga kali sampai lima kali. Itupun kalau Alvin tak ada acara saat
kekasihnya pulang ke kotanya.
“Kalau
aja aku bisa ikut kamu pulang.” Gumam Ify pelan.
“Aku gak
mau memberatkan kamu Fy. Kalau tahu kamu mau kayak gini mending aku gak usah
kesini. ”
“Kok
gitu sih?” tanya Ify tak terima.
“Aku gak
mau bikin kamu jadi gak fokus. Sebentar lagi kan lulus. Semangat! Supaya cepet
pulang…” Alvin mengacungkan lengannya yang di kepal sambil tersenyum. “Senyum
dong..”
Ify
tersenyum. Alvin memang selalu membuatnya lebih semangat. Ini pilihannya dan Alvin
mendukungnya. Apalagi yang harus di khawatirkan?
“Aku
pulang dulu ya. Aku janji kalau kamu nanti pulang, aku bakal nemenin kamu
full.”
“Gak
usah. Kamu kan harus kerja, S2 kamu belum selesai, lagian kalau aku pulang
kangen keluarga juga kali.” Jawab Ify iseng. Alvin hanya tersenyum sambil
menggelengkan kepala.
“Oke
deh. Pesawatnya gak mungkin nunggu Fy, aku pulang ya..”
“Hati-hati…”
sebelum Alvin benar-benar melangkah pergi, ia merengkuh tubuh kekasihnya itu
lalu mencium keningnya sebentar.
“Kamu
juga hati-hati.” Ify mengangguk. Akhirnya Alvin benar-benar pulang.
***
Alvin
7 Des, 10:26 PM
Aku baru sampai. Besok langsung
ujian nih. Tapi ngantuk berat
Ify jadi
merasa bersalah pada Alvin. Memang seharusnya Alvin pulang kemarin. Tapi Ify
memaksa laki-laki itu untuk menemaninya ke acara temannya pagi tadi. Temannya
itu menuntut siapapun yang datang harus membawa pasangan. Dan akhirnya Alvin
harus pulang malam ini dan mendapat tiket penerbangan malam hari.
Sorry, kenapa kamu gak bilang ada
ujian? Padahal kalau tau, kamu bisa pulang kemarin :(
Alvin
7 Des , 10:32 PM
Gak papa ko sayang.Doain aja
supaya ujiannya gak susah susah amat :)Tidur gih. Aku juga mau baca-baca buat
besok.
--
Good night. Miss you
***
“Nih
buat lo…” Prissy mendorong kotak kecil berwarna biru toska dengan pita kecil di
atasnya ke hadapan Ify.
“Apaan
nih? Elo kan udah kasih gue kado. Tapi double juga gak papa sih. Haha..” Ify
tertawa sambil membuka kotak tadi. Dilihatnya seuntai kalung perak dengan
bandul bertuliskan namanya. “Lucu banget Pris, tapi pasti ini beli di Malioboro
kan? Gak mungkin banget lo beliin gue yang beginian. Hahaha”
“Itu perak
asli tahu. Coba aja cek toko perak sono.”
“Oh ya?
Baik amat lo..”
“Itu
dari Rio kali, bukan dari gue.” Seketika senyum di bibirnya memudar. Rio. laki-laki
itu lagi.
“Balikin
deh. Gue gak bisa terima barang semahal ini.” Ify kembali menyimpan kalung
perak itu di tempatnya. Ia kembali menutup kotak tadi dan mendorongnya ke dapan
Prissy.
“Kok di
balikin sih? Sayang Fy.”
“Tapi
gue gak mau nanti dia malah nganggep gue ada rasa sama dia.” Bukannya ke
geeran, Rio sendiri pernah bilang kalau dia suka sama Ify. Rio memang orang
yang baik. Dia pintar, jago main alat musik, ganteng, sopan lagi. Gak ada deh
cewek yang gak suka sama Rio. Sayangnya Ify udah terlanjur cinta sama Alvin.
Mau bagaimana pun Ify gak pernah punya rasa pada pria hitam manis itu.
“Yaelah
Fy, masa cowok seperfect Rio lo tolak sih. Kurang apa sih? Tajir iya, pinter…”
“Bukan
masalah itu Pris. Lo tahu kan gue udah punya Alvin. Gue sayang banget sama
dia.”
“Lo
masih aja percaya sama hubungan jarak jauh lo itu. Lo setia sama dia, lo gak
tahu kan gimana dia disana.”
“Gue
percaya kok sama Alvin.” Balas ify yakin. Selama ini Alvin tak pernah
membuatnya sangat kecewa. Paling-paling hanya kesalahan-kesalahan kecil yang
biasa dilakukan orang yang sedang pacaran. Selebihnya Alvin selalu membuatnya
bahagia.
“Coba
deh, Alvin kasih apa kemarin?”
Ify
menggeleng. Rasanya Alvin memang tak memberinya apapun dalam bentuk barang. “Tapi
kan Alvin dateng kesini Pris,.” Belanya.
“Duitnya
kan banyak. Lo pernah cerita dia punya banyak kafe. Harusnya dia bisa dateng
minimal dua bulan atau tiga bulan sekali kesini. Ini lo udah hampir empat tahun
baru dateng kemarin. Kemana aja tuh.”
“Lagian
lo gak bosen apa hubungan lo sama dia gitu-gitu aja? Kalau menurut gue, Alvin
tuh terlalu cuek. SMS lo aja paling cuma pagi sama malem. Itupun kalau dia gak
banyak kerjaan kan?”
Ify
hanya diam mendengarkan ocehan teman
dekatnya itu. Apa iya Alvin terlalu cuek? Rasanya sudah cukup semua pesan
singkat yang selalu Alvin kirim padanya. Laki-laki itu juga selalu meneleponnya
walaupun hanya sekali.
“Terakhir
kapan coba si Alvin lo itu hubungi lo?”
Ify
mengingat-ingat kapan terakhir kali Alvin menghubunginya. “Malem terakhir gue
nganterin dia pulang.” Jawab Ify lesu.
“Pacar
gue yang ada disini aja nelpon gue tiap hari, nah elo masa yang jauh gak ada
kontak sih?”
“Skype
aja jarang banget. Apa sih yang lo harepin dari dia?”
“Semua
cowok tipe Alvin tuh sama Fy. Gak akan
tahan didiemin lama-lama.”
***
Ify POV
Aku
emang gak pernah tahu apa yang Alvin rasakan selama aku jauh dari dia. Cuma
dari sms-sms dan telepon dia aja aku tahu dia baik-baik aja. Aku akui Alvin
emang gak seperhatian cowok-cowok romantis yang suka aku baca di novel-novel
kesayanganu. Tapi itulah Alvin. Alvin memang begitu dari awal aku pacaran sama
dia.
Mau gak
mau aku jadi kepikiran soal ucapan Prissy tadi siang. Gak pernah sebelumnya
Prissy komentar tentang hubunganku dengan Alvin. Sikapnya jadi beda setelah
tempo hari aku bawa Alvin ke acaranya Angel. Aku memang mengenalkan Alvin pada
Prissy disana.
Prissy
bilang Alvin itu tipe cowok playboy. Entahlah dia bisa nilai dari mana. Padahal
prissy dan Alvin baru bertemu satu kali.
“Gue udah pengalaman sama cowok
tipe-tipe Alvin gitu. Semuanya sama aja. Coba deh Rio sama Alvin kan lagi
sama-sama ujian. Coba deh nanti malam lo hubungin mereka. Lo liat reaksi
mereka.”
Kalimat
Prissy yang itu yang paling aku ingat. Entahlah, bukannya aku gak percaya sama Alvin.
Kalau di telaah lagi, omongan Prissy memang ada benarnya.
Pertama
: Alvin jarang SMS. Hari tiga kali memang terhitung jarang buat orang yang
punya hubungan jarak jauh seperti aku dan Alvin.
Kedua : Alvin
jarang nengokin. Jarak Jakarta- Jogja emang jauh. Tapi kan ada pesawat. Pacar
Sivia ja datang dua bulan sekali dari Aceh buat nengokin Sivia. Kalau dibandingkan
dengan Alvin, jelas lah tingkat ekonomi Alvin jauh di atas pacar Sivia itu.
Dan
banyak lagi ucapan-ucapan Prissy yang entah mengapa bikin kepikiran.
Akhirnya
aku mulai mencoba menghubungi Alvin. Supaya semuanya jelas.
“Hallo Fy, kenapa?”
Seperti
biasa. Kalau aku yang pertama menelepon pasti Alvin menanyakan kenapa aku
menelepon. “Gak papa. Pengen denger suara kamu aja.”
“Oh, nanti kamu kirim voice note
aja ya Fy. Besok masih ada ujian nih.”
Aku
menghela napas. Alvin memang biasa seperti ini kalau memang dia sedang ujian.
Tapi entah mengapa setelah semua yang diceritakan Prissy tadi siang membuat
semuanya jadi terasa berbeda. Kali ini jadi terasa hampa. Aku jadi ragu pada
pendirianku selama ini.
“Oh,
oke.. sukses ujiannya ya.”
“Iya good night..”
“Nite
too…”
Aku
menutup sambungan teleponnya. Mungkin setelah sekian lama, aku kembali kecewa
pada sosok Alvin.
Aku jadi
penasaran untuk mengubungi Rio.
“Ify, tumben banget nelepon. Ada
apa?”
Suaranya
memang terdengar sangat antusias. Rio memang selalu begitu saat aku berbicara
dengannya. “Besok lo masih ujian ya Yo?”
“Iya, kenapa emangnya?”
“Ke
ganggu gak nih gue nelpon lo malem-malem?” Oke, aku Cuma pengen tahun gimana
reaksi Rio.
“Enggak lah Fy. Apa sih buat
kamu?”
Aku
kembali menghela napas. Bahkan Rio yang jelas bukan siapa-siapaku saja mau
menemaniku di telepon.
“Gue mau
pinjem buku lo yang kemarin. Besok kalau bisa bawa ya.”
“Boleh aja. Nanti ketemu di depan
fakultas lo aja ya.”
“Iya.
Udah dulu ya Yo. Maaf ganggu.”
“Gak masalah. Kapanpun gue pasti
bersedia kok lo telepon.”
***
Ku
tahu kamu bosan, ku tahu kamu jenuh
Ku
tahu kamu tak tahan lagi
Aku mengurungkan niatku untuk
menyuapkan es krim coklat kesukaanku itu saat mendengar suara khas dari vokalis
band Vierra yang kini sudah berganti nama itu.
Ini
semua salahku, ini semua sebabku
Ku
tahu kamu tak tahan lagi
Aku jadi ingat Alvin. Aku jadi ingat
semua pikiranku tentang Alvin tadi malam.
Jangan sedih, jangan sedih
Aku
pasti setia
Lagu itu kian menggelitik pikiranku.
Membayangkan Alvin yang menyanyikan bait tadi.
Aku
takut kamu pergi
Kamu
hilang, kamu sakit
Aku
ingin kau di sini
Di
sampingku selamanya
Aku segera menyeka mataku. Semua ini
salahku. Semua ini aku yang memulai. Aku yang membuat semuanya jadi terasa
rumit. Harusnya aku percaya pada Alvin. ini hanya ketakutanku saja. Aku harus
meminta maaf padanya.
“Iya
sayang?”
Suara Alvin terdengar menyapa di
sebrang sana. Pantaskah aku di panggil sayang setelah semua keraguanku pada Alvin?
“Vin, aku minta maaf..”
“Maaf?
Untuk apa?”
“Maaf, aku sempet mikir yang
enggak-enggak tentang kamu. Aku sempet ragu kamu setia sama aku.” Tak ada
jawaban dari Alvin. Aku kembali terisak. Alvin pasti marah.
“Maaf..” lirihku pelan. Searaku
makin tak terdengar jelas saja. Isakanku malah terdengar semakin jelas.
“Maaf..” kataku lagi. Alvin tak
kunjung menjawab suaraku. Aku gak mungkin bisa kehilangan Alvin.
“Kamu
tahu kan aku sayang banget sama kamu. Aku tahu kamu percaya sama aku. Aku juga
percaya sama kamu. Jangan nangis lagi..”
Suara Alvin itu malah membuatku
makin merasa bersalah. Aku memang percaya pada Alvin. Seperti Alvin percaya
sepenuhnya padaku. Dari dulu Alvin memang tak pernah berubah. Akan selalu
menyayangiku dengan caranya. Dan aku suka Alvin yang apa adanya.
SELASAI
Bet365 casino bonus codes December 2021 - JM Hub
BalasHapusIf you're looking for 순천 출장샵 an easy to use 보령 출장마사지 site that offers a 춘천 출장안마 generous 오산 출장안마 welcome bonus, then Bet365 Casino is your Rating: 5 · 2 reviews 충청북도 출장안마