About Us [07] Rahasia..
Dengan santai Rio melangkah masuk ke dalam rumahnya. Di jari
telunjuknya, kunci motornya berputar sesuai dengan gerakan telunjuk Rio.
Rumahnya tampak sepi. Ya, tentu saja. Orang tuanya memang sedang pergi dan baru akan pulang beberapa hari ke depan.
“Mbak, Shilla udah pulang?” Sambil membuka pintu kulkas, Rio
menunggu jawaban untuk pertanyaannya itu. Rio membawa sebotol besar air
mineral, membawa galas dan menuangkannya.
“Udah Yo. Di atas kayaknya..” Rio hanya mengangguk, lalu
kembali menyimpan botol besar itu di dalam lemari pendingin yang entah sejak kapan
biasa di sebut kulkas itu. Ia sempat tak percaya saat Shilla bilang akan pulang
sendiri.
“Rio ke atas ya Mbak..” Mbak Siti, yang bertugas membantu di
rumah itu pun mengangguk dan tersenyum pada Rio. Umur mereka memang hanya
terpaut beberapa tahun saja. Sehingga ia bisa dengan mudah akrab dengan Shilla
atau pun Rio.
Masih dengan langkahnya yang santai, Rio segera naik ke
lantai dua. Kamarnya –dan kamar Shilla- berada di lantai dua rumah itu. Rio kembali
memutar kunci motornya di jari telunjuknya. Iseng, Rio melirik kamar Shilla
yang sedikit terbuka. Hanya melirik, kemudian ia kembali berjalan menuju
kamarnya yang terletak di damping kamar Shilla.
Tiba-tiba kakinya berhanti tepat di depan pintu kamarnya.
Eh? Dia siapa? Rio tersadar, ia melihat seorang perempuan di kamar adiknya itu
tadi. Itukah Shilla? Tapi rambutnya terlihat lebih pendek dari rambut Shilla.
Penasaran, Ro melangkah mundur dan kembali mengintip ke
dalam kamar Shilla. Memang benar ada seorang perempuan disana. Dan bukankah itu
Ify? Ify ada di rumahnya? Yang benar saja!
Rio mengucek matanya, ia kembali mengintip lewat celah yang
sedikit itu. Takut-takut ia salah lihat. Dari tadi kan pikirannya memang
tertuju pada gadis itu. Tapi, apa separah itu sampai ia harus berhalusinasi ada
Ify di dalam kamar Shilla? Tapi Rio hafal betul model rambut itu. Walau
terlihat dari belakang, Rio lebih dari kenal dengan penampilan gadis yang
selalu mengikat hatinya itu.
“Yo..” Ia langsung terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang
menepuk pundaknya. Ia menoleh dan mendapati Shilla ada di belakangnya.
“Shilla.. elo ngagetin aja deh!” Shilla malah tersenyum. Ia
memang sudah menunggu kedatangan Rio sejak tadi. Tentu saja ia ingin
memperlihatkan Ify yang berada di dalam rumah mereka.
“Kenapa Yo?” Shilla masih saja menggoda kakaknya. Rio
menunjuk-nunjuk kamar Shilla. Sebenarnya Shilla tau apa yang di maksud Rio. Tapi
gadis itu malah diam saja. Tersenyum menggoda tanpa memberikan jawaban yang
pasti.
“Itu??”
“Itu? Itu apa sih Yo?” Rio menggaruk tengkuk kepalanya. Merasa
tak akan mendapatkan jawaban pasti dari Shilla, laki-laki itu memutar badannya
kembali untuk memastikan siapa yang ada di dalam kamar adiknya itu.
“Itu memang dia Yo. Tapi sorry ya, sekarang waktunya buat
cewek.” Shilla mendorong pelan pundak Rio lalu menutup pintu kamarnya. Entah
apa ekspresi Rio di luar sana. Ia hanya tersenyum lalu kembali menghampiri Ify.
***
Besoknya..
Shilla mendadak panik. Ia memegang erat tali tasnya. Ingin
sekali ia tidak masuk sekolah hari ini. Suasana sekolah terasa begitu berbeda.
Semua mata terasa memandanginya dengan tatapan tajam, seperti ingin memakannya.
Padahal semua itu sama sekali tak terjadi. Sekolahnya tetap
sama, tatapan orang-orang pun sama sekali tak tertuju padanya. Mungkin hanya
beberapa orang saja yang memang mengenalnya dan ingin menyapanya hari ini.
“Yo, kok gue jadi mendadak parno gini sih ketemu
orang-orang?”
Rio melirik Shilla. Terlihat sekali wajahnya yang tak
setenang biasanya. Shilla memang tak terbiasa untuk menyembunyikan sesuatu.
“Udah lah Shil. Kalau elo terus pasang tampang kayak gitu, orang-orang malah
makin penasaran.”
Mungkin memang sedikit membantu. Tapi Shilla sama sekali tak
bisa seperti itu. Apa yang sedang dirasakannya pasti akan tergambar langsung di
wajahnya.
“Yo, apa gue gak usah sekolah aja?”
“Huss!” tolaknya langsung. Shilla tau, permintaannya ini tak
akan pernah terkabul. “Nanti gue bilang apa sama mama papa kalau mereka tau elo
bolos sekolah?”
“Tapi Yo..”
“Udah lah. Lo pasti bisa. Asal jangan pasang tampang kayak
tadi, elo pasti gak akan dicuriga.” Akhirnya Shilla mengangguk dan sedikit
memaksakan senyumnya. Ia tau ini tak akan pernah mudah. “Nanti istirahat elo
cepet ke kelas gue aja.” Shilla kembali mengangguk. Tak terasa mereka sampai di
depan kelas Shilla. Shilla melambaikan tangannya melepas Rio yang masih harus
berjalan beberapa kelas lagi.
Shilla membuang nafas berat. Satu orang yang tak ingin
ditemuinya hari ini. Prissy.
***
Entah bagaimana akhirnya Ify hanya bisa diam di dalam kamar
besar bernuansa hijau muda ini. Kamar ini memang terasa nyaman. Terlihat sekali
pemiliknya tak akan pernah ke kurangan apa pun.
Bisa di pastikan pula kehidupan pemilik kamar ini pun pasti sangat
terjamin.
Ify baru tau kemarin, ternyata dugaannya selama ini salah.
Rio bukanlah sepupu Shilla, melainkan kakak Shilla. Ia memang sempat heran,
tapi keheranannya itu tak terlalu ia pedulikan karena memang ia sama sekali tak
peduli pada laki-laki itu.
Sudah hampir tujuh jam Ify dtinggalkan oleh pemilik kamar
ini. Tentu saja ia merasa kebosanan. Semua penjuru kamar ini pun sudah berhasil
mencuri perhatiannya dan mengundangnya untuk melihat-lihat. Nuansa hijau muda
cerah di kamarnya sangat menggambarkan Shilla yang ceria. Selera Shilla memang
sangat tergambarkan dengan semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya.
Tok..Tok..
Ify terlonjak kaget. Terdengar pintu di ketuk dua kali. Matanya
langsung beralih menatap jam digital di meja belajar Shilla. 13. 54. Apa itu
Shilla? Kenapa juga gadis itu harus mengetuk pintu kamarnya sendiri? Apa
mungkin gadis itu berpikiran Ify sedang ganti baju atau melakukan sesuatu yang
tak pantas Shilla tau? Mungkin.
Akhirnya Ify berjalan menuju pintu dan segera membukannya.
Ify memutar lehernya ke kanan dank ke kiri. Tak ada
siapa-siapa. Apa Shilla pernah mengatakan rumahnya angker? Seingatnya tidak.
Walau memang Shilla pernah mengatakan
rumahnya angker, sepertinya Ify akan ragu untuk percaya. Rumah ini sangat
terang. Lubang ventilasi pun dimana-mana. Mungkin kalau memang ada, mahkluk itu
tak akan betah karena rumah ini selalu mendapat pencahayaan yang baik dan udara
segar setiap harinya.
Ify mengangkat bahu. Mungkin tadi itu suara televisi dari
bawah sana. Shilla pernah bilang, pembantunya yang masih muda itu senang
menonton serial FTV siang-siang begini. Atau mungkin itu halusinasinya karena
sejak tadi ia menunggu Shilla pulang. Kalau memang halusinasinya, sepertinya
bukan karena ia menunggu Shilla. Tapi karena perutnya lapar? Tentu saja. Sejak
Shilla pergi ke sekolah tadi pagi, ia belum keluar lagi dari kamar Shilla. Tak
seucilpun makanan masuk ke dalam perutnya.
Merasa tak mungkin meminta makanan –karena merasa tak enak
terus merepotkan keluarga ini-, Shilla memutuskan untuk meminta minum ke bawah.
Srettt…
Ify menghentikan langkahnya. Sepertinya kakinya tak sengaja
mengenai sesuatu. Ify mendongak ke bawah. Didapatinya sebuah kotak kecil ,berwarna
cokelat dengan pita ungu di atasnya, terletak tak jauh dari kaki kanan Ify.
Ify mengerutkan kening, setelah kotak itu berpindah ke
tangannya. Ify membalik kertas putih yang sedikit terjepit oleh pita ungu yang
cantk itu.
Kado cantik untuk Ify
Cantik :)
Bibirnya membentuk lengkungan manis, walau sebenarnya ia
masih bingung. Kotak ini untuknya? siapa yang menyimpan di sini? Tak ada
seorangpun yang tau dirinya ada di rumah ini selain Shilla dan Rio –tentunya
pembantu Shilla dan Rio tau Ify ada di sini-. Apalagi, kotak itu langsung di
simpan di depan kamar Shilla.
Kalau memang ini untuknya, tak salah kan bila Ify membuka kotak
itu? Mungkin saja pengirimnya meninggalkan identitasnya di dalam.
Cantik..
Itulah yang pertama hadir di benak Ify. Dengan senyum yang
masih mengembang, Ify mengelus lembut salah satu kelopak bunga palsu dengan
jari telunjuknya. Bunga mawar palsu dengan sentuhan warna ungu mengkilat itu
berhasil merebut perhatiannya.
Tentu saja sebagai seorang perempuan, Ify tersanjung melihat
benda secantik itu di hadiahkan untuknya. Entah mengapa tiba-tiba pipinya
merona. Ify tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Ify tak pernah mendapat
sesuatu yang spesial selama ini. Ia tak pernah merasa sespesial ini
Ify benar-benar tak bisa berkata-kata lagi saat melihat
jepit rambut yang menempel di belakang mawar tadi. Sebuah jepit rambut. Ify
suka semua yang berhubungan dengan jenis jepit yang bisa menghias
rambutnya.
Namun tiba-tiba senyumnya memudar. Wajahnya terlihat muram.
Kembali ia mengingat siapa yang mengetahui dirinya ada di rumah ini. Shilla dan
Rio. Ify yakin bukan Shilla yang mengirimkan japit rambut itu padanya. Apalagi
pembantu Shilla yang tak akan mungkin kurang kerjaan memberinya jepit rambut.
Hanya Rio yang punya kemungkinan itu.
Ify kembali menyimpan jepit mawar cantik itu ke dalam
kotaknya lalu menutup kembali kotak itu. Kalau memang ini dari Rio, Segera
mungkin Ify akan mengembalikannya.
***
Dengan langkah lebar Rio segera menuruni tangga. Senyumnya
tak bisa lepas saat baru saja Shilla memberi tahunya bahwa Ify menunggunya di
dekat kolam. Apa Ify sudah menerima jepit rambut pemberiannya?
Sampai di anak tangga terakhir, Rio memegang dadanya. Eforia
seperti ini memang sangat menyenangkan. Rio tak pernah menyangka, akan bertemu
Ify saja jantungnya akan berpacu secepat ini.
Siluet gadis cantik itu mulai terlihat di balik gorden
kuning yang menutupi pintu kaca menuju kolam. Rio menghela nafas, lalu kembali
berjalan menghampiri Ify. Kini gadis itu berdiri membelakanginya tepat di depan
Rio.
“Fy..” ragu Rio akhirnya memanggil gadis itu setelah lama ia
berdiam memandangi punggu gadis itu. mungkin Ify tak mendengar langkahnya dan
tak menyadari kedatangannya.
Tak lama, Ify menoleh. Rio tersenyum manis sekali. Terlihat
kotak yang tadi rio simpan di depan kamar Shilla ada di tangan Ify. Ify sudah
menerima hadiahnya.
“Elo suka?” Ify langsung saja melirik kotak yang sedari tadi
di pegangnya. Rupanya memang laki-laki ini yang mengirimnya.
Rio benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Tangan kanannya
kini di tarik Ify.
“lo Cuma buang-buang duit.”
***
Yee.. gak ngaret kan :D aku gak tau nanti kalau udah masuk
sekolah bakal cepet ngepostnya atau engga. Mumpung masih libur, aku post deh :D
gimana sama part 7 nya? Makasih ya yang udah mau baca :)
Jangan lupa kritik dan sarannya yaa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar