Minggu, 26 Januari 2014

Kisah Klasik (Cerpen)

Kisah Klasik 

Pernah gak sih ngerasa kesel sama orang?

Pastilah pernah! Ify merutuk dalam hati. Itu kan pertanyaan yang mestinya gak perlu ditanyakan. Siapa sih yang ga pernah ngerasa kesel? Kalau memang ada, salut banget deh.

Pernah ngerasa jatuh cinta?


Ya ampun, ini lagi. Oke mungkin sedikit manusia yang gak pernah sedikitpun ngerasa jatuh cinta. Kecuali tanya sama bocah-bocah SD yang masih suka laari-lari dari sekolah sampe rumah. Eh. Tapi sekarang bocah-bocah kecil itu juga banyak yang ngakunya ‘jatuh cinta’, pacaran malah.

Suka kesel ga kalo digangguin?

Kesel lah! Untuk kesekian kalinya Ify merutuk pertanyaan bodoh itu.

Yang terakhir, pernah gak selalu digangguin, dibikin kesel tapi ternyata akhirnya lo jatuh cinta?

Kisah klasik!

Namun Ify tersenyum geli. Gadis itu teringat seseorang. Seorang laki-laki yang satu tahun lebih tau darinya. Kakak kelasnya, kakak pembimbingnya, teman kakaknya, orang yang mengajarinya bermain biola, dan tentu saja kekasihnya.

Laki-laki itu bernama Al Siwa Rio.

Ify bergegas mematikan siaran radio yang sejak tadi ia dengarkan.  Dengan cepat langsung menyambar handphonenya

To : Rio
telepon sekarang!

send!

Tak lama munculah wajah Rio di layar handphonenya.

“Kenapa?” Ify tersenyum geli mendengar suara Rio. “Kangen ya?”

“Iya.”

“Tumben ngaku.” Ify tertawa kecil. Sungguh sebenarnya ia ingin sekali memeluk kekasihnya ini.  Mengacak rambutnya, mencubit hudungnya, melakukan semua yang ia bisa untuk mencurahkan kerinduannya pada kekasihnya ini.

“Gue tadi dengerin radio, terus gue jadi inget sama elo.”

“Apa yang bikin lo langsung inget sama gue?”

“Tentang kita. Tentang seseorang yang menyebalkan dan akhirnya bikin keduanya saling jatuh cinta. Klasik banget ya?”

“Itu emang udah biasa. Tapi dibalik ke klasikan awal hubungan kita, akan ada sesuatu yang istimewa.”

Ify kembali tersenyum kecil.

“Walaupun diawali dengan sesuatu yang udah biasa, berantem, kesel-keselan, jatuh cinta, eh malah LDR, asal kita selalu saling percaya itu akan membuahkan hasil yang istimewa.” Ify mendengar Rio menghela napas.

“Walaupun kita jarang smsan atau telponan ya Yo.”

“Semua itu gak ada artinya kalau di dalam diri kita gak bener-bener saling percaya.”

Ify bergeming. Semua yang dikatakan Rio memang benar. Bisa saja mereka terus berkomunikasi satu sama lain, tapi ternyata itu hanya kedok untuk menutupi hubungan lain yang hadir.

“Kalau lu sekarang ada disini, gue pengen banget langsung meluk lo, terus bilang ‘Beruntung banget gue punya pacar kayak lo’ hihi..”

“Kalo gitu, liat ke jendela deh.” Ify mengerutkan kening. Ia segera melangkah ke jendela. Biasanya Rio selalu menyuruhnya memandangi awan, menyuruhnya menganggap awan itu adalah wakil dari Rio.

“Rio..” Ify memekik kecil. tak percaya ia melihat kekasihnya itu berdiri dengan senyum lebar di bawah jendela kamarnya.

“Sini, katanya mau peluk gue?”

Ify segera berlalu keluar dari kamarnya, menuruni tangga dan langsung menubruk laki-laki itu dengan pelukan rindunya.

“Beruntung banget gue punya pacar kayak lo” Ify benar-benar melakukan apa yang tadi dikatakannya. Rio hanya tersenyum sambil membalas pelukan gadisnya itu.

“Happy 3rd Anniversary sayang.” Ify hanya mengangguk kecil. Semua yang dialaminya dengan Rio memanglah hanya sebuah kisah klasik tentang cinta. Namun semuanya akan terasa istimewa bila kita selalu memandangnya dengan cara yang istimewa.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar