Kisah Klasik
Pernah gak sih ngerasa kesel sama orang?
Pastilah
pernah! Ify merutuk dalam hati. Itu kan pertanyaan yang mestinya gak
perlu ditanyakan. Siapa sih yang ga pernah ngerasa kesel? Kalau memang
ada, salut banget deh.
Pernah ngerasa jatuh cinta?
Ya
ampun, ini lagi. Oke mungkin sedikit manusia yang gak pernah sedikitpun
ngerasa jatuh cinta. Kecuali tanya sama bocah-bocah SD yang masih suka
laari-lari dari sekolah sampe rumah. Eh. Tapi sekarang bocah-bocah kecil
itu juga banyak yang ngakunya ‘jatuh cinta’, pacaran malah.
Suka kesel ga kalo digangguin?
Kesel lah! Untuk kesekian kalinya Ify merutuk pertanyaan bodoh itu.
Yang terakhir, pernah gak selalu digangguin, dibikin kesel tapi ternyata akhirnya lo jatuh cinta?
Kisah klasik!
Namun
Ify tersenyum geli. Gadis itu teringat seseorang. Seorang laki-laki
yang satu tahun lebih tau darinya. Kakak kelasnya, kakak pembimbingnya,
teman kakaknya, orang yang mengajarinya bermain biola, dan tentu saja
kekasihnya.
Laki-laki itu bernama Al Siwa Rio.
Ify bergegas mematikan siaran radio yang sejak tadi ia dengarkan. Dengan cepat langsung menyambar handphonenya
To : Rio
telepon sekarang!
send!
Tak lama munculah wajah Rio di layar handphonenya.
“Kenapa?” Ify tersenyum geli mendengar suara Rio. “Kangen ya?”
“Iya.”
“Tumben
ngaku.” Ify tertawa kecil. Sungguh sebenarnya ia ingin sekali memeluk
kekasihnya ini. Mengacak rambutnya, mencubit hudungnya, melakukan semua
yang ia bisa untuk mencurahkan kerinduannya pada kekasihnya ini.
“Gue tadi dengerin radio, terus gue jadi inget sama elo.”
“Apa yang bikin lo langsung inget sama gue?”
“Tentang kita. Tentang seseorang yang menyebalkan dan akhirnya bikin keduanya saling jatuh cinta. Klasik banget ya?”
“Itu emang udah biasa. Tapi dibalik ke klasikan awal hubungan kita, akan ada sesuatu yang istimewa.”
Ify kembali tersenyum kecil.
“Walaupun
diawali dengan sesuatu yang udah biasa, berantem, kesel-keselan, jatuh
cinta, eh malah LDR, asal kita selalu saling percaya itu akan membuahkan
hasil yang istimewa.” Ify mendengar Rio menghela napas.
“Walaupun kita jarang smsan atau telponan ya Yo.”
“Semua itu gak ada artinya kalau di dalam diri kita gak bener-bener saling percaya.”
Ify
bergeming. Semua yang dikatakan Rio memang benar. Bisa saja mereka
terus berkomunikasi satu sama lain, tapi ternyata itu hanya kedok untuk
menutupi hubungan lain yang hadir.
“Kalau lu sekarang ada
disini, gue pengen banget langsung meluk lo, terus bilang ‘Beruntung
banget gue punya pacar kayak lo’ hihi..”
“Kalo gitu, liat
ke jendela deh.” Ify mengerutkan kening. Ia segera melangkah ke jendela.
Biasanya Rio selalu menyuruhnya memandangi awan, menyuruhnya menganggap
awan itu adalah wakil dari Rio.
“Rio..” Ify memekik kecil. tak percaya ia melihat kekasihnya itu berdiri dengan senyum lebar di bawah jendela kamarnya.
“Sini, katanya mau peluk gue?”
Ify segera berlalu keluar dari kamarnya, menuruni tangga dan langsung menubruk laki-laki itu dengan pelukan rindunya.
“Beruntung
banget gue punya pacar kayak lo” Ify benar-benar melakukan apa yang
tadi dikatakannya. Rio hanya tersenyum sambil membalas pelukan gadisnya
itu.
“Happy 3rd Anniversary sayang.” Ify hanya mengangguk
kecil. Semua yang dialaminya dengan Rio memanglah hanya sebuah kisah
klasik tentang cinta. Namun semuanya akan terasa istimewa bila kita
selalu memandangnya dengan cara yang istimewa.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar